twitter
rss


"Kita tidak membutuhkan penjejalan, tapi kita membutuhkan pengembangan dan penyempurnaan pikiran dari setiap siswa dengan pengetahuan yang berasal dari fakta-fakta yang mendasar". ~Karl Marx~

Banyak Baca Banyak Rasa

Sosok wanita ini sungguh menginspirasi saya, makanya sebagai bukti kekaguman saya kepada sosok wanita ini saya menulis kisahnya di blog saya. “simbok” begitu saya biasa menyapanya, dalam adat jawa kata simbok biasa dipakai saat menyapa ibu kita atau panggilan bagi pambantu yang sudah agak sepuh bagi orang-orang gedongan, tapi simbok yang ini berbeda dari yang saya sebutkan tadi.
Yapz, sosok yang sudah lanjut usia ini tak lain dan tak bukan adalah nenek saya. Saya terbiasa memanggilnya simbok, mungkin karena waktu kecil saya pernah ikut dan tinggal ditempat beliau sehingga saya terbiasa memanggil simbok seperti bu lek saya yang memanggil nenek saya.
Umur simbok saya sekitar 70 tahun, manun kesabaran menjalani kehidupan dan semangat kerjanya tah pernah surut sedikitpun. Diusianya yang sudah senja, beliau masih giat bekerja disawah bercocok tanam padi atau jagung, beliau juga memelihara tiga ekor sapi dan oleh karena itu setiap hari kakek dan nenek saya harus pergi ke sawah mencari rumput untuk pakan sapi-sapinya.
Yang paling saya salut dari simbok saya adalah kesabarannya menghadapai kakek saya yang keras kepala dan temperamental. Beliau selalu mengalah untuk menghindari konflik yang lebih besar, memng kelihatanya tidak adil dan tidak demokratis namun itulah sikap yang diambil simbok untuk menghindari konflik dan menjaga keutuhan rumah tangganya. Ibarat pepatah “mengalah untuk menang” dan itulah yang di lakukan oleh simbok. Kesabaran simbok pun diamini oleh anak-anaknya yang menyatakan bahwa simbok adalah sosok wanita yang paling sabar yang pernah mereka lihat. Selain itu dimata cucu-cucunya simbok adalah sosok nenek yang paling pengertian dan penyayang, itulah sebabnya kenapa cucu-cucunya lebih dekat dengan sang nenek dari pada dengan kakeknya
Selain sabar dan penyayang , nenek saya juga pekerja keras dan pelayan suapi yang paling cekatan, setiap pagi buta beliau selalu bangun awal dan merebus air untuk menyeduh teh kesukaan kakek saya, setelah itu tiap pagi nenek saya dibantu kakek juga memerah sapi-sapinya setelah itu nenek saya menyetorkan susunya ke pengepul agen koperasi susu. Bukan cuma itu, nenek saya saya juga selalu merebus air untuk mandi kakek saya karena memang kakek saya salalu mandi air hanyat dan tidak terbiasa mandi air dingin.
Itulah secuil cerita tentang simbok yang saya anggap sebagai sosok wanita tangguh. Pekerja keras, pengertian terhadap suami, sabar mengahadapi suami yang keras kepala dan penyayang terhadap cucu-cucunya.

0 komentar:

Posting Komentar