twitter
rss


"Kita tidak membutuhkan penjejalan, tapi kita membutuhkan pengembangan dan penyempurnaan pikiran dari setiap siswa dengan pengetahuan yang berasal dari fakta-fakta yang mendasar". ~Karl Marx~

Banyak Baca Banyak Rasa



kau lempar aku dalam gelap
hingga hidupku menjadi gelap
kau siksa aku sangat keras
hingga aku makin mengeras
kau paksa aku terus menunduk
tapi keputusan tambah tegak
darah sudah kau teteskan
dari bibirku
luka sudah kau bilurkan
ke sekujur tubuhku
cahaya sudah kau rampas
dari biji mataku
derita sudah naik seleher
kau menindas
sampai
di luar batas
Wiji Thukul,17 November 1996


aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa
Wiji Thukul.18 juni 1997
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan/di sana bersemayam kemerdekaan/apabila engkau memaksa diam/aku siapkan untukmu: pemberontakan!



Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD  yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.


"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang
keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"


"Ah, enggak. Pengen tahu aja." "Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.


"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."


"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis. "Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun
berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil
memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.


Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan
bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih." "Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku
kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut. "Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp
40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau
pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

Saya tidak tahu apakah kisah di atas fiktif atau  kisah nyata. Tapi saya tahu kebanyakan anak-anak orang kantoran maupun wirausahawan saat ini memang merindukan saat-saat bercengkerama dengan orang tua mereka. Saat dimana mereka tidak merasa "disingkirkan" dan diserahkan  kepada suster, pembantu atau sopir. Mereka tidak butuh uang yang lebih  banyak. Mereka ingin lebih dari itu. Mereka ingin merasakan sentuhan  kasih-sayang Ayah dan Ibunya. Apakah hal ini berlebihan? Sebagian besar wanita karier yang nampaknya menikmati emansipasi-nya, diam-diam menangis dalam hati ketika anak-anak mereka lebih dekat dengan suster, supir, dan  pembantu daripada ibu kandung mereka sendiri. Seorang wanita muda yang menduduki  posisi asisten manajer sebuah bank swasta, menangis pilu ketika menceritakan bagaimana anaknya yang sakit demam tinggi tak mau dipeluk ibunya,
tetapi berteriak-teriak memanggil nama pembantu mereka yang sedang mudik  lebaran.


Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain. Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

Kesalahpahaman 2--
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan. Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.

Kesalahpahaman 3--
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu. Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.

Kesalahpahaman 4--
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan. Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.

Kesalahpahaman 5--
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses. Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.

Kesalahpahaman 6--
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses. Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.

Kesalahpahaman 7--
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang. Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.

Kesalahpahaman 8--
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya. Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.

Kesalahpahaman 9--
Sukses adalah tujuan. Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"

Kesalahpahaman 10--
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir. Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.

(diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen. CoachJim.com)



 


Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam  Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan.

Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya.  Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling  dekat  dengan kita adalah  "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti  akan mati. (Ali Imran 185)
 
Pertanyaan kedua "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".

Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan  bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang  mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.  Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari  yang  akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
 
Pertanyaan yang ke tiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawah gunung, bumi,dan matahari. Semua  jawaban  itu benar kata Imam Ghozali.  Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al
A'Raf  179)
.  Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa  kita ke neraka.
 
Pertanyaan ke empat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam  Ghozali.  Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang  amanahnya.

Pertanyaan yang ke lima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
 
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar  kata  Imam Ghozali. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN  SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting  kita  tinggalkan sholat.
 
Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia  ini?".

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam  Ghozali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA".  Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan
melukai perasaan saudaranya sendiri.